Makalah
“Isra' Mi'raj Nabi Muhammad s.a.w”
Diajukan guna memenuhi test evaluasi
prakerin
Oleh :
Hamdan Klana
XI multimedia 3
SMK MIFTAHUL HUDA DUA BAYASARI, JATINAGARA,
CIAMIS 2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb pemilik
seluruh alam. Shalawat teriring salam semoga tetap tercurah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat dan umatnya yang
mengikuti hingga akhir zaman.
Sebuah anugerah terbesar dari Allah SWT, sehingga penulis
dapat meneyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul ISRA’ MI’RAJ NABI
MUHAMMAD S.A.W.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu sehingga dapat terselesaikannya makalah ini dengan
baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak
sangat diharapkan.
Akhir
kata semoga makalah ini bermanfaat.
Ciamis,
Maret 2018
Hamdan
Klana
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN
DAFTAR ISI...........................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................... 1
A. LATAR
BELAKANG..................................................... 1
B. BATASAN
MASALAH ................................................. 2
C. TUJUAN
PEMBAHASAN............................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................... 2
A. PENGERTIAN
ISRA’ MI’RAJ ..................................... 2
B. MASA
TERJADINY ISRA MI’RAJ ............................. 3
C. KONTEKS
SITUASI TERJADINYA ISRA MI’RAJ .. 3
D. KRONOLOGI
TERJADINYA ISRA’ MI’RAJ ............ 4
E. BAGAN KRONOLOGI
ISRA’ MI’RAJ ....................... 6
F. BAGAN KRONOLOGI ISRA’ MI’RAJ ........................ 7
G. BAGAN KRONOLOGI
ISRA’ MI’RAJ ....................... 7
H. MAKNA PENTINGNYA ISRA’ MI’RAJ ..................... 8
I. HIKMAH ISRA’
MI’RAJ ............................................... 9
J. TUJUAN ISRA’
MI’RAJ ................................................ 9
BAB III PENUTUP............................................................ 1O......
DAFTAR PUSTAKA.......................................................... 11
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Allah berfirman dalam Al-Qur’an
Surat Al-Isra’ ayat 1 :
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ
لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي
بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya :” Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu
malam dari Al Masjidilharam ke Al Masjidilaksa yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S Al isra’: 1)
Allah s.w.t. telah mengisra'kan (memperjalankan diwaktu malam hari) Nabi
Muhammad s.a.w. dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha artinya
masjid yang jauh (di Palestina). Dahulunya orang biasa berjalan kaki dari satu
tempat ketempat, ataupun menaiki kuda, keledai, unta dan sebagainya.
Perjalanan dari Makkah ke Palestina mengambil masa lebih kurang 40 hari. Ini
adalah suatu perjalanan yang jauh, tetapi dengan kuasa Allah telah dilakukan
dalam
masa yang singkat, hanya dalam beberapa jam sahaja. Bagi orang dahulu, perrjalanan yang demikian jauh jika dapat dilakukan dalam masa beberapa jam sahaja adalah suatu hal yang luar biasa dan tidak dapat diterima oleh akal mereka. Oleh karena itu mereka yang tidak beriman seperti Abu Jahal dan pengikut-pengikutnya menggunakan peristiwa ini untuk menjatuhkan nama baik Nabi Muhammad s.a.w. dengan menuduh Nabi s.a.w. seorang pendusta dan berbagai tuduhan keji lainnya.
masa yang singkat, hanya dalam beberapa jam sahaja. Bagi orang dahulu, perrjalanan yang demikian jauh jika dapat dilakukan dalam masa beberapa jam sahaja adalah suatu hal yang luar biasa dan tidak dapat diterima oleh akal mereka. Oleh karena itu mereka yang tidak beriman seperti Abu Jahal dan pengikut-pengikutnya menggunakan peristiwa ini untuk menjatuhkan nama baik Nabi Muhammad s.a.w. dengan menuduh Nabi s.a.w. seorang pendusta dan berbagai tuduhan keji lainnya.
Mereka yang beriman dapat menerimanya karena ia merupakan salah satu tanda dari
kekuasaan Allah s.w.t. yang telah pernah diberikan kepada Rasul-rasulnya
Dalam peristiwa ini, di samping Nabi melihat tentang kebesaran-kebesaran Allah,
juga diperlihatkannya surga beserta panoramanya dan peristiwa-peristiwa yang
lain yang menakjubkan.Semua amatlah penting untuk dijadikan sebagai referensi
renungan di tengah gelombang kehidupan yang semakin runyam dan begitu
dahsyat.Dan hal yang paling utama ialah diturunkanlah sholat lima waktu
yang InsyaAllah masih kita jalankan sampai sekarang ini.
B.
Batasan Masalah
Pembahasan makalah ini hanya terbatas
pada persoalan mengenai sejarah Nabi Muhammad SAW, lebih khususnya dalam hal
sejarah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Yaitu tentang pengertiannya, masa terjadinya,
kronologinya, konteks situasi terjadinya, tanggapan orang-orang kafir Qurays
tentang kejadian isra’ mi’raj, hikmah yang bisa diambil dari peristiwa isra’
mi’raj, dan masalah-masalah lain yang berkaitan dengan isra’ mi’raj Nabi
Muhammad SAW.
C.
Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan ini ialah untuk memberikan penjelasan kepada pembaca
tentang bagaimana sejarah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW Sehingga pambaca
diharapkan bisa mengetahui tentang bagaimana Allah itu memuliakan Nabi Muhammad
SAW, dan diharapkan pembaca bisa memberikan pengetahuan tentang Isra’ Mi’raj
ini kepada orang lain yang membutuhkannya.
Disamping itu pembahasan ini juga
dimaksudkan untuk memenuhi tugas dari dosen semester II mata pelajaran Sirah
Nabawiyyah dalam topik pembahasan tentang Peristiwa Isra’ Mi’raj.
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Isra’
Mi’raj
Isra’ Mi’raj (Arab : الإسراء والمعراج, al-’Isrā’
wal-Mi‘rāj) adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh
Nabi Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah
satu peristiwa penting bagi umat Islam , karena pada peristiwa ini Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan
shalat lima waktu dalam sehari semalam.
Isra’secara etimologi atau menurut bahasa artinya berjalan di waktu malam.
Isra’ secara terminologi atau menurut istilah artinya perjalanan Nabi Muhammad
s.a.w. diwaktu malam hari dari masjidil Haram (di Makkah) ke masjidil Aqsha
artinya masjid yang jauh (di Palestina).
Mi’roj secara etimologi atau menurut bahasa artinya tangga, atau alat untuk
naik dari bawah ke atas.
Mi’raj secara terminologi atau menurut istilah adalah perjalanan nabi saw dari
alam bawah (bumi) ke alam atas (langit) sampai langit yang ke tujuh sampai ke
sidratul muntaha, yakni dari Masjidil Aqsha di Palestina naik ke alam atas
melalui beberapa langit dan ke sidratul muntaha dan terakhir sampai ke Arasyi
dan Kursy dimana beliau menerima wahyu dari Allah yang mengandung perintah
shalat lima waktu.
B. Masa Terjadinya Isra’ Mi’raj
Para ulama tarikh banyak berselisih tentang waktu terjadinya isra’
mi’raj.Sebagian ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada tanggal 7
Rabiul awal,sebagian lagi pada tanggal 17 Rabiul awal, sebagian lagi pada
tanggal 27 Rabiul akhir dan sebagian lagi berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi
pada tanggal tanggal 27 rajab.
Tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa isra’ mi’raj terjadi pada
tanggal 27 Rajab .
Sedangkan tahun terjadinya Isra’ Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di
Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke
Madinah. Yaitu pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.
Wallahu
a’lamu bis-shawab…
C. Konteks Situasi
Terjadinya Isra’ Mi’raj
Kita kenal Isra' wal Mi'raj terjadi sekitar setahun sebelum Hijrahnya
Rasulullah SAW ke Madinah (Yatsrib ketika itu). Ketika itu, Rasulullah SAW
dalam situasi yang sangat "sumpek", seolah tiada celah harapan masa
depan bagi agama ini. Selang beberapa masa sebelumnya, isteri tercinta Khadijah
r.a. dan paman yang menjadi dinding kasat dari penjuangan meninggal dunia. Yang
kita kenal dengan Ammul husni (tahun duka cita). Sementara tekanan fisik
maunpun psikologis kafir Qurays terhadap perjuangan semakin berat. Rasulullah
seolah kehilangan pegangan, kehilangan arah, dan pandangan itu berkunang-kunang
tiada jelas.
Dalam sitausi seperti inilah, rupanya "rahmah" Allah meliputi
segalanya, mengalahkan dan menundukkan segala sesuatunya. "warahamatii
wasi'at kulla syaei", demikian Allah deklarasikan dalam KitabNya. Beliau
di suatu malam yang merintih kepedihan, mengenang kegetiran dan kepahitan
langkah perjuangan, tiba-tiba diajak oleh Pemilik kesenangan dan kegetiran
untuk "berjalan-jalan" (saraa) melihat langsung kebesaran singgasana
Ilahiyah di "Sidartul Muntaha". Sungguh sebuah "penyejuk"
yang menyiram keganasan kobaran api permusuhan kaum kafir. Dan kinilah masanya
bagi Rasulullah SAW untuk kembali "menenangkan" jiwa, mempermantap
tekad menyingsingkan lengan baju untuk melangkah menuju ke depan.
D. Kronologi Terjadinya Isra’ Mi’raj
Suatu hari malaikat Jibril datang
menemui Nabi dan kemudian didatangkan buraq, 'binatang' berwarna putih
yang lebih besar daripada keledai. Sekali melangkah langkahnya sejauh pandangan
mata. Dengan buraq itu Nabi melakukan isra' dari Masjidil Haram di Mekkah ke
Masjidil Aqsha (Baitul Maqdis) di Palestina. Nabi menambatkan
buroqnya dengan tali dimana para nabi sering menambatkan kendaraannya di
tempat itu. Kemudian Nabi Muhammad SAW salat dua rakaat di Baitul Maqdis,
setelah selesai sholat beliau keluar dan Jibril mendatanginya dengan membawa
segelas khamer (minuman keras) dan segelas susu. Nabi Muhammad SAW memilih
susu. Kata malaikat Jibril, "Engkau dalam kesucian, sekiranya kau pilih
khamer, sesatlah ummat engkau."
Dengan buraq pula Nabi SAW melanjutkan perjalanan bersama Jibril naik ke langit
. Setelah sampai di langit yang pertama,Jibril meminta kepada malaikat penjaga
agar dibukakan pintu langit tersebut, meraka ditanya oleh malaikat penjaga
langit, “Siapakah kamu?” Jibril Menjawab:”Saya Jibril” kemudian malaikat
penjaga langit bertanya kembali,”Dan siapa yang bersamamu?” Jibril
menjawab,”Saya bersama Muhammad”, ditanyakan lagi “Apakah Muhammad sudah diutus
oleh Allah untuk datang kesini?”, Jibril menjawab lagi,”ya,Muhammad sudah
diutus oleh Allah”. Kemudian dibukakanlah pintu langit tersebut, setelah mereka
masuk ke langit yang pertama itu, dijumpainya Nabi Adam. Nabi Adam menyambutnya
dengan hangat dan mendoakan baginya kebaikan. Perjalanan diteruskan ke langit ke
dua, dii langit ke dua dijumpainya Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ke tiga
ada Nabi Yusuf. Nabi Idris dijumpai di langit ke empat. Lalu Nabi SAW bertemu
dengan Nabi Harun di langit ke lima, dan Nabi Musa di langit ke enam. Di setiap
langit, Jibril meminta kepada malaikat penjaga langit agar dibukakan pintu
langit tersebut, mereka juga ditanya oleh penjaga masing-masing langit dengan
pertanyaan yang serupa dengan pertanyaan pada waktu di langit yang pertama
tadi.Nabi-nabi tersebut menyambutnya dengan hangat dan juga mendoakan kebaikan
sebagaimana yang dilakukan nabi Adam tadi. Kemudian Nabi bersama Jibril
melanjutkan perjalanan ke langit ke tujuh,di sana nabi menjumpai nabi Ibrahim
yang sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma’mur.Baitul Ma'mur adalah
tempat 70.000 malaikat shalat tiap harinya, setiap malaikat hanya sekali
memasukinya dan tak akan pernah masuk lagi.
Perjalanan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha adalah suatu
tempat yang sangat indah, yang tidak bisa dibayangkan keindahannya oleh
seorangpun.Dari Sidratul Muntaha didengarnya kalam-kalam .Dari sidratul muntaha
dilihatnya pula empat sungai, dua sungai non-fisik (bathin) di surga, dua
sungai fisik (dhahir) di dunia: sungai Efrat dan sungai Nil. Lalu Jibril membawa
tiga gelas berisi khamr, susu, dan madu, dipilihnya susu. Jibril pun
berkomentar, "Itulah (perlambang) fitrah (kesucian) engkau dan ummat
engkau." Jibril mengajak Nabi melihat surga yang indah.
Puncak dari perjalanan itu adalah diterimanya perintah salat wajib. Mulanya
diwajibkan salat lima puluh kali sehari-semalam.Kemudian Nabi menemui Nabi
Musa,dan Nabi Musa menyuruh nabi untuk meminta keringanan kepada Allah, karena
Nabi musa pernah memerintahkan hal itu kepada Bani Israil,dan mereka tidak
sanggup menjalankannya. Sehingga Nabi Musa yaqin bahwa ummat Nabi Muhammadpun
tidak sanggup menjalankannya. Atas saran Nabi Musa, Nabi SAW meminta keringanan
dan diberinya pengurangan sepuluh- sepuluh setiap meminta.Akhirnya diwajibkan
lima kali sehari semalam. Nabi Muhammad kembali menemui Musa dan mengatakan
bahwa sholat wajib itu menjadi 5x shalat dalam sehari. Nabi Musa masih menyuruh
Nabi Muhammad agar kembali kepada Allah untuk meminta keringanan, Namun
nampaknya Nabi Muhammad enggan dan malu kepada Allah untuk meminta
keringanan ."Saya telah meminta keringan kepada Tuhanku, kini saya rela
dan menyerah." Maka Allah berfirman, "Itulah fardlu-Ku dan Aku telah
meringankannya (menjadi 5x shalat) atas hamba-Ku. Setiap satu sholat (sebagai
pengganti dari ) sepuluh sholat, sehingga genaplah 50 kali sholat. Barang siapa
berniat melakukan kebaikan dan tidak melakukannya, maka diulis baginya satu
kebaikan.Dan barang siapa yang berniat kebaikan kemudian dia melakukannya,maka
ditulis baginya sepuluh kebaikan.Dan barang siapa berniat keburukan,dan ia
tidak melakukannya,maka tidak ditulis baginya satu keburukan. Dan barang sapa
yang berniat keburukan.
kemudian dia mngerjakannya, maka ditulis baginya satu
keburukan”.Kemudian nabi pulang dari langit pada malam itu ke Masjidil Haram di
Makkah.
E. Tanggapan Kaum
Musyrikin Qurays
Keesokan hari setelah nabi melakukan
Isra’ mi’raj, beliau datang ke Masjidi Haram dan akan menyampaikan kejadian itu
pada khalayak ramai.Abu jahal pun tidak ketinggalan menyaksikannx dengan
congkak dan sombongnya.Nabi muhammad menceritakan peristiwa tersebut pada Abu
Jahal.Nabi bercerita bahwa semalam tadi beliau pergi ke Baitul Maqdis. Tapi Abu
Jahal tidak percaya,bagaimana mungkin pada malam hari beliau di Baitul Maqdis
dan paginya sudah di Makkah. Abu Jahal menantang Nabi untuk menyampaikan
hal tersebut pada semua kaum Quraisy, dan beliau menyetujuinya.Beliau
menyampaikan ceritanya .Ada yang tertawa terbahak-bahak , ada yang keheranan,
ada yang bertepuk tangan, bahkan mengejek. Kemudian seseorang mendatangi Abu
Bakar dan menceritakan kepadanya bahwa Nabi Muhammad telah bercerita tentang
kejadian malam itu.Abu bakar membenarkan Nabi .Orang tadi keheranan karena Abu
Bakar begitu mempercayai Nabi. Sejak saat itu lah Abu Bakar diberi gelar
As-Shiddiq .Sebagian dari mereka mengemukakan berbagai prtanyaan kepada Nabi
tentang keadaan Baitul Maqdis .Bagaimana bentuk bangunannya, rupanya, jumlah
pintu, jendela, tiang, dan lain sebagainya.Sperti itu untuk menguji kebenaran
Nabi dan sebagai bantahan penghabisan bagi Nabi. Nabi menjelaskan dengan tenang
karena seketika itu Allah mengutus Jibril untuk menggambarkan Baitul Maqdis .
Mereka juga bertanya kepada Nabi tentang Iran, Irak, dan Habsy yang telah
dilewatinya, dan Nabi menjelaskan keadaannya dengan tenang dan benar. Skalipun
demikian,mereka tetap tidak percaya dan menganggap jawaban yg serta merta
jelasnya itu adalah sihir yang nyata.
F. Nabi Muhammad SAW Mulai Mengerjakan Sholat
Pada saat isra’
dan Mi’raj, Nabi telah menerima wahyu dari Allah SWT. Wahyu tersebut mengandung
perintah wajib mengerjakan shalat lima kali (lima waktu) sehari kepada beliau
maupun kepada segenap ummatnya. Keesokan harinya, sesudah beliau menyampaikan
berita isra’ mi’raj kepada kaum musyrikin qurays dan terutama kepada para
sahabatnya dan pengikutnya, datanglah malaikat Jibril kepada beliau untuk
menjelaskan dan mengajarkan cara sholat yang wajib dikerjakan.
Malaikat jibril datang kepada Nabi dan berkata , “Marilah sholat!” ,Nabi
kemudian melakukan shalat dzuhur 4 rakaat pada waktu matahari telah condong
(tergelincir).
Malaikat Jibril datang lagi kepada nabi pada waktu ashar dan berkata , “Marilah
shalat!”. Lalu Nabi shalat ashar 4 rakaat pada waktu bayangan menjadi sama
panjang dengan aslinya.
Malaikat Jibril datang lagi kepada nabi pada waktu magrib dan berkata, “Marilah
sholat!”, Lalu nabi sholat maghrib 3 rakaat pada waktu matahari telah
masuk(terbenam).
Malaikat jibril datang lagi kepada nabi pada waktu isya, dan berkata “Marilah
sholat!”, Lalu nabi sholat isya’ 4rakaat pada waktu telah hilang tanda merah
tempat matahari terbenam.
Kemudian Jibril datang kepada nabi pada waktu isya’,sehabis tengah malam,Jibril
berkata, “Marilah sholat!”.Kemudian Nabi sholat isya’ 4 rakaat.
Kemudian Jibril datang lagi pada waktu sebelum terbit matahari, Jibril berkata
“marilah sholat!”, kemudian beliau sholat subuh 2rakaat.
G. Isra’ Mi’raj
Dengan Ruh Atau Jasad
Banyak sekali perbedaan pendapat para
ulama tentang hal ini. Apakah Nabi Muhammad menjalankan isra’ mi’raj dengan
ruhnya saja ataukah dengan jasadnya juga. Orang yang mengatakan bahwa Isra’ dan
Mi’raj Muhammad dengan ruh itu berpegang kepada keterangan dari Umm Hani’
dan Aisyah, beliau mengatakan : “Jasad Rosulullah s.a.w. tidak hilang, tetapi
Allah menjadikan Isra’ itu dengan ruhnya”. Juga Mu’awiyyah bin Abi Sufyan
ketika ditanya tentang Isra’ Rosul menyatakan : “Itu adalah mimpi yang benar
dari tuhan. Disamping semua itu,orang berpegang pada firman Allah : “Tidak lain
mimpi yang Kami perlihatkan kepada kamu itu adalah ujian bagi manusia.”
Sebaliknya orang yang berpendapat bahwa isra’ dari Makkah ke Baitul Maqdis itu
dengan jasad, landasanya ialah apa yang pernah dikatakan oleh Muhammad ,
bahwa dalam isra’ itu ia berada di pedalaman. Sedangkan mi’raj ke langit adalah
dengan ruh. Disamping mereka ada lagi yang berpendapat bahwa isra’ dan mi’raj
itu semuanya dengan jasad dan ruh. Wallahu a’lamu bisshawaab...
H. Makna
Pentingnya Isra’ Mi’raj
Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat perjalanan isra'
mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit sekali (QS. Al-Isra:
85). Hanya dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj benar-benar terjadi
dan dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah menguji
keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib
secara langsung kepada Rasulullah SAW.
Makna penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian
perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai
ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia
kaya maupun miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang
hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara ekonomi, atau puasa bagi
yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat badannya dan mampu keuangannya.
Salat lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan
aktivitas kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim.
Allah mengingatkan:
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)
I. Hikmah Isra’
Mi’raj
Hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa Isro’ dan
Mi’roj:
a.
Menjaga Sholat 5 Waktu: Allah SWT
memberikan hadiah sholat 5 waktu kepada Nabi Muhammad dan umatnya supaya kita
bisa ’berjumpa’ dengan Allah SWT melalui sholat, betapa besar cinta dan rindu
Allah kepada kita sehingga kita diperintahkan untuk sholat 5 waktu. Sebagaimana
hadits Rosulullah SAW diriwayatkan didalam Shahih Bukhari : “barang siapa yang
melakukan shalat sungguh ia sedang berbicara dan bercakap-cakap dan menghadap
Allah SWT”. Inniy wajjahtu wajhiya lilladziy fatharassamaawaati wal ardhi….dst
“ sungguh kuhadapkan jiwaku, hatiku, wajah hati ku, kepada yang menciptakan
langit dan bumi yaitu Allah subhanahu wata'ala..”
b.
Mempercayai, membenarkan, dan meyakini semua apa yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW: Sebagaimana Sahabat Abu Bakar
ash-Shidiq yang selalu membenarkan apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Karena pada hakikatnya semua apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW
berasal dari Allah SWT, dan tidak keluar dari hawa nafsunya.
J. Tujuan Isra’
Mi’raj
Tujuan yang sebenarnya dari Isra' dan Mi'raj adalah memuliakan Rasulullah dan
memperlihatkan kepadanya beberapa keajaiban ciptaan Allah sesuai dengan firman
Allah dalam surat al Isra' ayat 1 ( لنريهمنآياتنا) Maknanya:
"Agar kami memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran
kami".serta mengagungkan beliau sebagai Nabi akhir zaman dan sebaik-baik
nabi di antara para nabi, sekaligus sebagai penguat hati beliau dalam
menghadapi tantangan dan cobaan yang dilontarkan oleh orang kafir Quraisy
terlebih setelah ditinggal mati oleh paman beliau Abu Thalib dan isteri beliau
Khadijah. Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tujuan dari Isra' dan
Mi'raj bukanlah bahwa Allah ada di arah atas, lalu Nabi naik ke atas untuk
bertemu dengan-Nya. Karena Allah ada tanpa tempat dan arah, dan tempat adalah
makhluk sedangkan Allah tidak membutuhkan kepada makhluk-Nya. Allah ta'ala
berfirman :
( فإن الله غني عن العالمين (سورة آل
عمران : 97
Maknanya : "Maka sesungguhnya Allah maha kaya (tidak
membutuhkan) dari alam semesta". (Q.S. Ali-Imran : 97)
Allah tidak disifati dengan salah satu
sifat makhluk-Nya seperti berada di tempat, arah atas, di bawahdan lain-lain.
Juga perkataan Imam ath-Thahawi :
"Allah tidak diliputi oleh salah satu arah penjuru
maupun enam arah penjuru (atas, bawah, kanan,kiri, depan, belakang), tidak
seperti makhluk-Nya yang diliputi oleh enam arah penjuru tersebut" (lihat
al 'Aqidah ath-Thahawiyyah karya al Imam Abu Ja'far ath-Thahawi)
Hal ini merupakan ijma' ulama Islam
seluruhnya, maka barang siapa yang berkeyakinan bahwa Allah bertempat dan
berarah di atas atau semua arah maka ia telah jatuh pada kekufuran.
BAB III
Penutup
Bagaimanapun ilmu manusia tak mungkin bisa menjabarkan hakikat perjalanan isra'
mi'raj. Allah hanya memberikan ilmu kepada manusia sedikit sekali (QS. Al-Isra:
85). Hanya dengan iman kita mempercayai bahwa isra' mi'raj benar-benar terjadi
dan dilakukan oleh Rasulullah SAW. Rupanya, begitulah rencana Allah menguji
keimanan hamba-hamba-Nya (QS. Al-Isra:60) dan menyampaikan perintah salat wajib
secara langsung kepada Rasulullah SAW.
Makna
penting isra' mi'raj bagi ummat Islam ada pada keistimewaan penyampaian
perintah salat wajib lima waktu. Ini menunjukkan kekhususan salat sebagai
ibadah utama dalam Islam. Salat mesti dilakukan oleh setiap Muslim, baik dia
kaya maupun miskin, dia sehat maupun sakit. Ini berbeda dari ibadah zakat yang
hanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu secara ekonomi, atau puasa bagi
yang kuat fisiknya, atau haji bagi yang sehat badannya dan mampu keuangannya.
Salat
lima kali sehari semalam yang didistribusikan di sela-sela kesibukan aktivitas
kehidupan, mestinya mampu membersihkan diri dan jiwa setiap Muslim. Allah
mengingatkan:
"Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut:45)
Daftar Pustaka
• Kitab Nurul Yaqiin Fii siirati Sayyidil Mursalin,karya
Syekh Muhammad Al-Khudhari Bek .
• Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
• Perlengkapan Tarikh Nabi Muhammad,karya K.H Moenawar
Chalil
• Muhammad
Haekal, Perjalanan Sejarah Nabi.
• http://www.shiar-islam.com/doc8.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar